Tak misalnya biasanya angin berhembus kencang & membawa hawa dingin, jalananpun nampak lengang bagai kampung tidak berpenghuni. Mendekati penghujung malam, terpaan angin semakin kencang & tidak terarah, kemudian hujanpun turun deras sekali & sekali waktu diiringi sang petir yg menggelegar memecah malam.
Entah darimana datangnya, seketika nampak sesosok bayangan disudut jalan persimpangan desa diantara rerimbunan pohon, semula sosok itu nampak biasa saja, tetapi usang kelamaan sosok itu kian kentara nampak seseorang lelaki tua kurus berjenggot putih hampir sejengkal panjangnya.
Walaupun penampilanya nir menakutkan namun kehadirannya akan menciptakan merinding.
|Ditengah malam, menggunakan guyuran air hujan & Sambaran petir bersautan, lelaki tua menggunakan tubuh kurus, berjalan terseok – seok menapaki jalanan kampung yg mulai berlumpur.
Ketika hampir mendekati perempatan makam tua, begitu saja lelaki tua itu menghilang seakan tertelan malam.
Ternyata semenjak kemunculan lelaki tua tersebut kang Jayus, kang Toyib & pakde Gendon mengamati & mengintip bepergian oleh kakek tua, rupanya mereka bertiga memang telah merencanakan hal ini lantaran ingin mengungkap rahasia hilangnya beberapa rakyat belakangan ini.
Akan namun mereka dikejutkan bunyi jeritan seseorang wanita , yg diyakini bunyi mbah Markah istri mbah jamin.
Mbah Markah menceritakan apabila suaminya, Mbah Jamin datang datang menghilang, anehnya sarung, kopiah & pula baju beskap lorek mbah jamin tergeletak dilantai dapur.
Kejadian tadi menciptakan penghuni kampung tadi merasa was was, takut akan keselamatannya.
“ Gak abis pikir saya , padahal kita kuntit sedemikian dekat , kok ya sanggup kecolongan.” gerutu kang Toyib.
Jayuspun meras jengkel, Ia merasa yg paling belia & bertenaga namun nir bisa menangkap lelaki tua yg diduga jelmaan makhluk ghaib.
”Heemm…..andai kata insan biasa, telah saya hajar tu orang, telah tua peyot berani bikin heboh pada kampung sini.” hardik Jayus menggunakan muka merah.
Para sesepuh dikampung tadi, mbah joyo, pakde Gendon berupaya menenangkan rakyat , & mereka berjanji akan mencari tau apa sebenarnya yg menciptakan teror terhadap rakyat .
Setelah berdoa bersama, mereka berbekal senter & tongkat pemukul pula kentongan selama sekitar 2 jam berkeliling, sampailah dalam area penyisiran terakhir yaitu makam tertua dekat sungai blabakan.
Disana masih terhampar tanah lapang yg dulunya bekas penjemuran krupuk saat terdapat pabrik krupuk semprong milik wan tao keh.
Bulu kuduk mulai meremang, sana – sini jalanan masih becek & licin, mereka dikejutkan bunyi erangan seorang dibalik punden makam tua , semakin dekat semakin kentara, bunyi laki – laki mengerang kesakitan.
Dengan berhati – hati mereka mendekat, & kemudian.
“Masya Allah…” Pekik somat mengaetkan yg lainnya.
“Hei, terdapat apa mat,,? Tanya jayus keras.
” cepat kemari seluruh, ini mbah jamin rupanya sedang terluka,” lanjut somat sembari membungkuk menghampiri Mbah Jamin.
Beramai- ramai mereka mendekat sekaligus menerangi areal makam tua itu, maka nampak kentara syarat mbah jamin, sehabis hingga kerumah mbah jamin, para rakyat yg berkumpul menanti cerita mbah jamin buat mengetahui apa sebenarnya yg terjadi.
Sebagian tabah menunggu & memberi saat mbah Jamin menenangkan diri pula anak & isttinya mengobati lukanya.
Tetapi nir sedikit berdasarkan mereka yg nir tabah ingin penjelasan. Sambil duduk berselonjor, mbah jamin mulai menceritakan awal peristiwa hingga dirinya terluka.
Orang – orang yg terdapat disitu terdiam & manggut – manggut berfikir seolah mencari jalan keluar.
Lalu bunyi berat pakde Gendon memecah sunyi.
|
“Saudara – saudaraku, supaya kita nir lagi dihantui cerita penuh teka – teki yg jadi momok dikampung kita ini, usahakan nanti pagi kita sama – sama telusuri apa yg sudah diceritakan mbah jamin,” pinta pakde Gogon.
Seperti yg diceritakan mbah jamin, lelaki tua yg misterius itu menuntunya buat mengikutinya hingga makam antik disamping pohon kedoyo akbar menggunakan diameter hampir satu meter 1/2.
Orang – orang hampir nir percaya apabila ternyata terdapat lorong mini dibagian bawah sebelah kanan pohon menyerupai goa.
Seketika mereka wajib berhenti, lantaran terhalangi bongkah pohon yg roboh & pecah – pecah & berduri, rupanya inilah yg melukai mbah jamin semalam.
Lantaran suasana gelap & licin pula tanpa persiapan yg relatif apalagi medannya tidak mengecewakan berbahaya
bersama – sama mereka membersihkan jalan supaya sanggup melanjutkan ketempat yg dituju.
Hampir satu jam sibuk, akhirnya bepergian dilanjutkan hingga akhirnya menemukan lubang akbar misalnya sumur tua.
Mereka saling berpandangan sejenak, berfikir keras menganggap apa sebenarnya yg terjadi, mengapa kakek misterius itu memperlihatkan dalam mbah jamin supaya menuju loka itu.
Diantara kemasgulan orang – orang kampung, datang – datang terdengar bunyi samar tampaknya orang bercakap-cakap.
Yang terdapat disitu merasa merinding walau dalam pagi hari, beberapa saat lamanya berdiam, akhirnya pakde punya ide.
” Coba yuk kita lempar atau jatuhkan beberapa batu kedalam sumur ini, kita lihat reaksinya”.
Merekapun setuju kemudian menjatuhkan beberapa batu, tidak disangka terdapat reaksi berdasarkan pada sumur yg sangat mengagetkan mereka.
“Haiiiiii….adakah orang diatas sana? tolonglah kami poly yg terluka disini,” bunyi berdasarkan pada sumur itu mengejutkan sekaligus membahagiakan para rakyat yg datang.
“Pakde..! Bukannya itu bunyi kang markum? Aku kenal benar suaranya,” thoyib bicara lantang.
Meski mereka setuju, tetapi merekapun ragu, benarkah itu markum sesungguhnya atau yg lain?
Kembali mereka hening.
Thoyib yg merasa konfiden itu sahabatnya maka beliau pun mendekati bibir sumur.
“heiiiii…markuuuuum. engkaukah itu? ” teriak Thoyib.
“Hooii kang thoyib, yaaaa…saya & mitra – mitra terluka tolonglah saya ,” jawab bunyi berdasarkan pada sumur.
Tak usang kemuduan mereka sibuk merakit bambu & kayu seadanya buat menciptakan tangga darurat.
Beberapa ketika pada ketegangan akhirnya ada berdasarkan pada sumur, markum disokong thoyib dibelakangnya.
“Astaghfirullah, terdapat apa hingga kalian tercebur sumur itu? ” Tanya jayus diikuti yg lain.
“Sudahlah, nanti saja tanya – tanya kini kita bantu yg masih didalam. ” Ujar thoyib 1/2 berteriak.
Ternyata sumur tua itu tadinya makam antik jaman belanda, minggu kemudian saat kang Siman merumput disana menemukan benda aneh berupa cangkir kopi tetapi bertatakan emas murni, saat tercabut cangkirnya berdasarkan tanah, seketika tanahnya ambrol hampir selutut dalamnya menggunakan diameter lubang sekitar satu meter.
Dia sangat terkejut apalagi diantara gundukan tanah mencorong sinar menyilaukan.
Begitu melihat tumpukan emas itu mereka dikelabui sifat tamak sampai tanpa sadar seluruh menumpuk disatu titik sentra lubang, & merekapun mengalami naasnya.
Tanah itu jebol & ambrol sebagai akibatnya menciptakan sumur.
Menurut mereka didalam sumur itu memang poly barang-barang perhiasan, akan namun pula poly tulang tengkorak berserakan.
Sosok lelaki tua yg menyelamatkan rakyat itupun masih rahasia & melegenda *
Comments
Post a Comment