kisah horor
Suara ketukan kembali terdengar, malah lebih keras dari suara ketukan yang pertama. Imam menahan kesal, kembali membalikan badanya untuk membuka pintu. Gagang pintu digenggam erat, dengan cepat Imam membukanya. Tapi aneh seperti tadi tiada siapa pun. sambil kesal Imam menutup pintu setengah dibantingnya. Imam bergegas kembali masuk ke kamar adiknya.
Baru juga Imam masuk ke dalam kamar. Kembali pintu depan diketuk nyaring setengah digedor. Imam bersungut kesal "setan kali ya" ucapnya sambil melangkah kembali, kali ini Imam menyambar sebatang kayu seukuran lengan yang biasa untuk memikul rumput pakan kambing. Imam melangkah mengendap endap seperti sedang mengintai pencuri. Baru juga Imam sampai depan pintu, tiba2 diluar rumah terdengar "braaak"suara benda besar jatuh.Membuat Imam kaget dan hampir saja teriak dan lompat.
Imam badanya gemeteran, hanya diam mematung untuk beberapa lama. Namun aneh suasana tiba2 hening cukup lama. Imam menarik nafas dalam2 ,rasa takut mulai menyapa membuat hati menjadi resah gelisah.
Tiba2 pintu kembali seperti digedor, Imam yang tadinya takut, kini jiwa mudanya malah tersulut amarah. Secepat kilat Imam membuka pintu. Tapi aneh keadaan diluar hening tak ada siapapun, hanya gelapnya malam menyapa. Baru saja Imam hendak membalikkan badanya. "Braaak " sebuah benda jatuh dari atas genting pas didepan pintu rumah.
Imam anak tertua Kang Maman tersebut, jantungnya hampir saja copot ketika tau benda panjang bulat itu ternyata sesosok pocong. Yang membuat Imam jatuh terduduk lemas tak berdaya kepala pocong itu jatuh pas didekat kakinya. Imam gemeteran tak bisa berkata2 .
Pocong itu ternyata Qoriin Kang Jumbron teman bapaknya, yang sering bertamu ke rumah itu. Yang tadi siang dikuburkan mayatnya. Dan Imam juga ikut mengantar ke pemakaman umum. Tanpa komando jendral Naga Bonar, Karna ketakutan Imam pun ambruk pingsan tubuhnya menindih pocong yang tergeletak dibawah kakinya.
Angin semakin dingin, sisa2 rinai hujan masih menetes di dedaunan yang tertiup angin menjelang pagi. Tubuh Kang Maman bergerak2 perlahan tapi pasti mulai siuman, Tubuhnya basah kuyup, sarung, baju koko, dan kopiahnya penuh lumpur. Kang Maman perlahan duduk terdiam, dia menepuk2 pipinya. "Aku ga mimpi "gumamnya. Kang Maman mengingat2 kejadian yang dialaminya. Setelah ingat, kang Maman nampak ketakutan. Dia menoleh kanan kiri lalu bangun dari duduknya. Rasa dingin tak terasa kalah oleh rasa takutnya.
Bulu kuduknya meremang, ketika dia menengadahkan kepalanya ke atas pohon nangka diatasnya. Kang Maman menjeriit lalu lari tunggang langgang tiada perduli sarungnya yang melorot jatuh, memamerkan meriam buntunya yang peot. "xiii.... Xiii... Hii. Hiiii.... "suara tawa menggema. Ternyata ketika wajahnya melihat ke atas pohon nangka.
Sesosok kuntilanak sedang duduk santuy sambil nyengir ke arahnya.
Comments
Post a Comment