Skip to main content

Penyalahgunaan Bangunan Belanda oleh Tentara Jepang di Indonesia

Hawa sejuk menerpa ketika kami memasuki Gedung Lawang sewu pada Jum’at(15/10) siang. Sistem pendingin ruangan di Lawang Sewu tidak memakai Air Conditioner (AC). Tapi system pendingin ruangan di Lawang Sewu sudah rancang apik sejak awal pembuatannya. Gedung yang masih kokoh berdiri ini memiliki Ruang di bawah tanah sedalam 5 meter, sebagai penampung air untuk memenuhi kebutuhan air di setiap ruangan sekaligus untuk mendinginkan setiap ruangan di bangunan 3 lantai ini.



Sejak masuknya Jepang ke Indonesia pada 1 Maret 1942, dan Pemerintah Kolonial Belanda menyerah tanpa syarat. Jepang kemudian menduduki Gedung yang pada awalnya adalah Kantor dari Nederlandsch Indische Spoorweg Maatscappij (NIS), perusahaan Kereta Api swasta Hindia Belanda.

Kemudian Gedung ini di salah fungsikan oleh tentara Jepang untuk membantai masyarakat Indonesia. Ruang bawah tanah yang terbagi dalam sekat sekat yang didalam tiap ruang terdapat 16 bak penampung air permanen, kemudian dijadikan sebagai penjara duduk. Bak berukuran sekitar 1,5mX1,5m dengan tinggi sekitar 65cm ini diisi 6 orang yang kemudian atasnya ditutup dengan kerangka besi, tanpa diberi makan. Sehingga para tahanan mati kelaparan atau terendam air ketika ruang bawah tanah ini terisi penuh oleh air.

Jepang juga menambahkan ruang berukuran sekitar 1mX1m di tepian lorong yang difungsikan sebagai penjara berdiri. Para tahanan yang tewas kemudian di buang kesungai melalui pintu Rahasia di Ruang Bawah Tanah ini. Kemudian tahanan yang masih hidup di bawa ke ruang khusus yang juga masih berada di bawah tanah ini. Disana kemudian mereka di penggal dan mayatnya dimasukkan ke bak penampung air di lorong yang lain, kemudian ruang tersebut ditutup rapat-rapat dengan semen.

Ketika Petualang ACI mencoba untuk mengabadikan ruang pemenggalan ini, kamera yang di pakai tidak mau bekerja, terasa aneh memang. “kenapa mas? tidak bisa ya?. Jangan dipaksa kalau tidak bisa. Kadang emang ada yang bisa ada yang tidak” Ujar Mbah Jarot, Juru kunci Ruang Bawah Tanah Lawang Sewu yang mendampingi kami berkeliling Lorong-lorong bawah tanah Lawang Sewu.

Comments

Popular posts from this blog

Tukang becak di Kotabaru, Kalimantan Selatan (Kalsel).

  Mbahjarot - Belakangan ini dunia maya digemparkan cerita seram seorang tukang becak di teritori Kotabaru, Kalimantan Selatan (Kalsel). Tukang becak namanya Pian itu akui terima uang Rp100 ribu dari penumpang, tetapi tiba-tiba beralih menjadi daun. Di video yang diupload account TikTok @iwanmusicakeyboard81, Pian akui awalannya mengantarkan seorang penumpang dari dermaga ke sebuah rumah sakit. Sesampai di arah, penumpang itu memberi biaya sejumlah Rp100 ribu. © TikTok @iwanmusicakeyboard81 " Turunnya penumpang dibayarkannya uang 100 ribu, uang merah terus dimasukin ke kantong," ujarnya. Anehnya, saat kembali dilihat uang itu sudah beralih menjadi daun yang serupa dengan daun kelapa. " Sampai dari muka (jalan) Kodim yang baru, disaksikan kembali uangnya menjadi ini (daun)," kata Pian sekalian memperlihatkan daun itu. Semuanya orang yang ada di sekitaran Pian juga turut kaget. Bahkan juga, ada yang sebelumnya sempat bertanya kembali dan pastikan bila Pian tidak terhi...

Kampung mati jatinegara

  Mbah jarot .Ada sebuah kampung terbengkalai dimana kampung ini pada kenal menggunakan nama Kampung Vietnam , & pada kampung ini terdapat keliru satu sosok yg syahdan pungkasnya dia merupakan seseorang rakyat  vietnam yg pernah tinggal pada kampung ini. Bagaimana kisah selengkapnya? simak cerita berikut Jangan lupa berikan like & komentarnya " Kampung Vietnam " pada Kramat Jati, Jakarta Timur, masih dihuni 13 ketua keluarga (KK). Tak perlu banyak  orang yg memahami pada daerah tadi masih ada bangunan yg dikenal rakyat  lebih kurang menjadi Kampung Vietnam . Bahkan beberapa pada antaranya menyebut Kampung Mati Vietnam karena keangkerannya yg masih tersohor sampai ketika ini. Terletak pada Jalan Diklat Depsos RT 13/3, Dukuh, Kramat Jati, Jakarta Timur, lokasi ini adalah eks evakuasi rakyat  Vietnam & panti jompo lebih kurang tahun 1980-an. Sebelum dikenal menjadi kampung mati   Vietnam, perkampungan yg berada pada daerah Kramat Jati, Jakarta ...

Restoran legendaris Rindu Alam

  Mbahjarot jakarta - Rasa bahagia  & senang  menyelimuti naturalis Alfred Russel Wallace saat pertama kali menginjakkan kaki pada Bogor (Buitenzorg). Seperti yg ditulis pada bukunya yg berjudul The Malay Archipelago (1869): Bagi orang yg sudah usang   tinggal pada wilayah yg lebih panas, Buitenzorg sebagai wilayah yg nyaman, udaranya selalu segar & menyenangkan. Benar saja, hal itu masih diamini hingga hari ini. Apalagi waktu kunjungan diarahkan ke wilayah Puncak, Bogor, Jawa Barat. Tempat tadi telah tentu menciptakan mereka yg berkunjung akan menerima suasana nyaman pada menikmati udara segar sekaligus menyenangkan.Namun, Puncak tidak melulu menunjukkan hal itu. Sebab, bagi beberapa orang, berjalan ke Puncak senantiasa bisa memutar saat buat bernostalgia akan  hal, keliru salah satunya  mengunjungi restoran legendaris Rindu Alam. Hal yg niscaya, bukan tanpa alasan Rindu Alam sebagai top of mind warga  saat ke Puncak. Selain restoran ini ...