Mengenal Rasputin, Dukun Mesum
Grigori Rasputin merupakan tokoh fenomenal pada sejarah Rusia. Ia dipercaya menjadi galat satu biang keladi atas runtuhnya tatanan monarki mutlak yg menguasai 1/6 daratan dunia--kekaisaran Tsar.
Menariknya, Rasputin bukanlah politikus, jenderal, atau bahkan kamerad revolusioner. Lain menurut itu, Rasputin merupakan ‘orang suci’, tabib, pemuka kepercayaan , sekaligus maniak seks. Meminjam kata lokal, Rasputin merupakan seseorang dukun.
Sebagai Tsar terakhir, Nicholas II barangkali tidak pernah menerka akan kedatangan orang misalnya Rasputin pada kediamannya, pada Istana Musim Dingin, Saint Petersburg. Tanpa rasa curiga, Nicholas II mempersilakan orang asing itu masuk ke rumahnya. Hingga lalu sebagai duri pada daging pada pemerintahan yg dia emban.
Semua bermula dalam 1 November 1905 pada Istana Peterhof. Kala itu, Nicholas II berjumpa buat pertama kalinya menggunakan Rasputin. Dalam rendezvous yg singkat itu, Nicholas II menilai Rasputin menjadi orang baik. Hal itu dia tuangkan pada kitab hariannya.
Di situ dia menulis bahwa dia & istrinya, Alexandra, sudah berkenalan menggunakan seseorang pendeta.
“Saya merasa dialog kami baru 5 menit, padahal aslinya telah berlangsung lebih menurut satu jam,” tulis Nicholas II.
Lama tidak terdapat kabar, Nicholas II berjumpa lagi menggunakan Rasputin dalam 18 Juli 1906. Kala itu, Nicholas II tengah frustrasi karena anak laki-lakinya, Alexei, yg baru berusia 2 tahun mengidap penyakit hemofilia.
Hemofilia merupakan kelainan genetik yg mengakibatkan darah sukar membeku. Akibatnya, satu-satunya pewaris tahta Tsar itu rentan kehabisan darah apabila terdapat sedikit memar.
Tentu saja, Nicholas II tidak sanggup tidur tenang. Semua dokter & tabib sudah dikerahkan, meski hasilnya nihil. Hanya Rasputin seseorang yg rupanya sanggup mengobati Alexei.
Paling nir, Rasputin sanggup menghentikan pendarahan anaknya itu. Jampi-jampi yg diberikan ampuh, nyawa Alexei berkali-kali diselamatkan sang Rasputin.
Meski demikian, kiprah Rasputin pada istana rupanya tidak berhenti pada situ. Alih-alih menjadi tabib bagi Alexei, Rasputin rupanya punya kiprah lebih menjadi ‘pembisik’ Nicholas II. Kebijakan ekonomi-politik, atau bahkan keputusan militer asal menurut efek Rasputin.
Kelak, ‘bisikan’ menurut Rasputin itu justru membawa malapetaka bagi famili Romanov (sebutan buat famili Tsar). Nicholas II, istrinya Alexandra, dan kelima anak mereka Olga, Tatiana, Maria, Anastasia, & Alexei mati dibantai sang kaum Bolshevik dalam 17 Juli 1918.
Kisah mengenai Rasputin & runtuhnya Tsar Rusia itu menggunakan apik diabadikan pada film ‘The Last Czars’. Sebuah serial orisinil menurut Netflix yg dirilis dalam tiga Juli 2019, atau kurang lebih 101 tahun semenjak insiden berdarah itu menimpa famili Romanov.
Rasputin, Siapakah Dia?
Rasputin awalnya bukan siapa-siapa. Ia hanyalah seseorang petani miskin yg lahir pada sebuah desa mini Siberia, Pokrovskoye, dalam tahun 1869.
Dalam catatan The Archive, Rasputin tidaklah mendapat pendidikan formal. Akibatnya, dia tidak sanggup membaca juga menulis. Ia kemudian menikah pada usia 17 tahun, menjalani kehidupan yg miskin & sunyi pada pedalaman Siberia.
Saking miskinnya, bau tubuh Rasputin kerap dianggap seperti bau tubuh binatang. Dalam Rasputin: A Short Life, Frences Welch mencatat bau tubuh Rasputin seperti menggunakan bau kambing. Lalu seluruh mulai berubah dalam tahun 1897, kala itu Rasputin mengembara buat mencari Tuhan.
Dalam pengembaraan itu, Rasputin pulang menurut gereja ke gereja. Hingga lalu dia menemukan sebuah sekte bawah tanah gereja ortodoks Rusia, yaitu Khlyst. Sekte tadi mencampuradukan antara kepercayaan & seks. Dan tentu saja, Rasputin menetapkan buat bergabung pada sekte itu.
Bagi penganut Khlyst, berbuat galat merupakan jalan bagi penebusan dosa. Maka, berbuat dosa, misalnya halnya melakukan seks pada sembarang orang merupakan jalan bagi penebusan itu. Mereka katarsis pada interaksi seks, sekaligus larut pada keilahian Tuhan.
Bagi Rasputin, ritual semacam itu sanggup semakin mendekatkan dirinya pada Tuhan. Dengan cara itu pula, entah bagaimana, dia sanggup menyembuhkan orang. Tak terdapat yg memahami niscaya bagaimana dia bisa melakukan itu. Yang jelas, dia relatif menyentuh seorang itu, sambil memejamkan matanya & berdoa pada Tuhan.
Di kalangan sejarawan, terdapat sejumlah teori mengapa Rasputin bisa melakukan hal-hal pada luar nalar. Douglas Smith pada Rasputin: Faith, Power and the Twilight of the Romanovs misalnya, menyebut bahwa yg dilakukan Rasputin ke Alexei, putra mahkota Tsar, merupakan sugesti semata.
Menurut Douglas, Rasputin sukses menenangkan hati Alexandra. Kala mak Alexei tenang, itu membawa pengaruh positif bagi anaknya. Secara psikologis, istilah Douglas, oleh anak akan merasa lebih baik ketika melihat ibunya tersenyum.
Selain itu, aspirin yg biasa diberikan dokter ke Alexei justru menambah pendarahan. Kala itu, dokter-dokter Tsar belum memahami bahwa aspirin bisa berdampak buruk ke penderita hemofilia. Secara kebetulan pula, anjuran Rasputin buat membuang semua aspirin berdampak positif bagi kesehatan Alexei.
Di kalangan menteri-menteri Tsar, kehadiran Rasputin kerap tidak disukai. Ia dievaluasi menganggu jalannya pemerintahan karena menaruh saran ke Nicholas II yg nir sinkron kenyataan
Misalnya kala Rasputin meyakinkan Nicholas II bahwa warga masih mencintainya. Padahal, situasi politik pada Rusia itu tengah kacau. Revolusi siap meletus. Namun, Nicholas II justru menganggapnya menjadi angin kemudian.
Sejarawan Orlando Figes pada esainya ‘Rasputin’ mengatakan, para sejarawan percaya bahwa andai saja Rasputin disingkirkan pada ketika yg tepat, revolusi tidak akan terjadi. Tapi apa boleh buat, nasi sudah sebagai bubur. Nicholas II telah kepalang percaya kepadanya.
Meski demikian, belum terdapat bukti bertenaga mengapa Rasputin menaruh nasihat-nasihatnya ke istana. Salah satu teori yg sempat mengemuka bahwa Rasputin merupakan mata-mata Jerman. Meski, itu tidak pernah sanggup dibuktikan.
Satu-satunya yg tersisa merupakan tidak terdapat penerangan mengenai apa sebetulnya motivasi Rasputin kala membisiki Nicholas II melalui Alexandra.
“Rasputin mempunyai motivasi politik yg teramat misterius,” istilah Frances Welch pada Rasputin: A Short Life (2014).
Memang, Rasputin mempunyai interaksi yg teramat khas menggunakan Alexandra. Dalam sebuah suratnya pada Rasputin, terungkap bahwa Alexandra menyimpan cinta terhadap ‘orang suci’ tadi.
Hal itu terungkap pada surat yg diberikan Alexandra pada Rasputin. ‘Aku ingin tidur, tidur selamanya pada pundakmu, pada rangkulanmu’.
Pada 30 Desember 1916, Rasputin dibunuh pada ruang bawah tanah Istana Moika, kediaman Pangeran Felix Yussupov pada Saint Petersburg. Ia mati lantaran meminum racun sianida. Tubuhnya dipenuhi luka tembak, jua babak belur dipukuli. Jasadnya ditemukan pada Sungai Neva beberapa hari selesainya kematiannya.
Comments
Post a Comment